Selasa, 29 November 2011

Askep Luka Bakar


PERAWATAN LUKA BAKAR
.
PERAWATAN LUKA BAKAR
Perawatan luka bakar perlu di lakukan sesegera mungkin saat terjadi luka bakar, jangan menunggu terlalu lama. Meskipun begitu jangan asal menggunakan obat/salep begitu saja.Penggunaan mentega atau odol untuk mengobati luka bakar kulit tidak disarankan, karena tidak membantu sama sekali.
Perawatan luka bakar harus menggunakan obat/salep yang bisa mengurangi peradangan pada luka bakar yang terjadi. Untuk jenis obat/salep yang bisa digunakan segera tanyakan kepada dokter atau apoteker terdekat di tempat anda.

1.      Pengertian Luka Bakar
 Luka bakar adaalah hilang atau rusaknya sebagian jaringan tubuh yang disebabkan oleh trauma benda tajam ataau tumpul, perubahan suhu, zat kimia, ledakan, sengatan listrik atau gigitan hewan.
 Luka bakar adalah kerusakan secara langsung maupun yang tidak langsung pada jaringan kulit yang tidak menutup kemungkinan sampai ke organ dalam, yang di sebabkan kontak langsung denagn sumber panas yaitu api, air/ uap panas, bahan kimia, radiasi, arus listrik, dan suhu sanagt dingin.

2.      Menentukan luas bakar
Yang dimaksud dengan luka bakar minor adalah luka bakar dengan persyaratan:
    PTL < 10% dari total permukaan tubuh orang dewasa
    PTL < 5% dari total permukaan tubuh anak-anak
    FTL < 1% dari total luas tubuh
    Tidak ada komorbiditas


Penentuan luas luka bakar adalah dengan menggunakan criteria “RULE OF NINE” dari Wallace:




 

Luka bakar derajat dua
Luka bakar derajat dua mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
Kerusakan kulit meliputi kulit paling luar (epidermis) dan sebagian kulit bagian dalam (dermis).
Biasanya reaksi radang lebih berat, kulit tampak berair disertai lepuh (gelembung berisi cairan). Permukaan area luka berwarna merah atau pucat, sering terletak lebih tinggi dari kulit normal.
Waktu penyembuhan. Luka bakar derajat dua yang dangkal dapat sembuh sendiri dalam waktu 10-14 hari. Pada luka bakar derajat dua yang dalam, yaitu bila folikel rambut, kelenjar keringat dan sebasea terkena meski hanya sebagian kecil. Penyembuhannya lebih lama, bisa mencapai satu bulan.
http://pkmsungaiayak.files.wordpress.com/2009/11/luka_bakar1.jpg


1.      Persiapan pasien luka bakar
·         Pasien diberi penjelasan tentang tindakan yang akan dilakukan
·         Pasien di beri penjelasan apa manfaat pada perawatan luka bakar
·         Jika pasien tidak sadar di beritahu dengan keluarga pasien


2.      Persiapan alat pada luka bakar
a.       Alat Seteril
·         1 Pinset anatomi
·         2 pinset chirurgis
·         2 klem arteri
·         1 gunting lurus
·         2 kapas lidi
·         10-15 lembar kassa seteril
·         5 buah deppers
·         mangkok seteril
·         1 tong sampak
b.      Alat Tidak Seteril
·         Gunting pembalut
·         Plester kecil
·         Botol berisi bensin cuci
·         Mercurohroom
·         Bengkok
·         NaCl 1 ml, 500 cc
·         Zalf Dermazia
·         Kantong Plastik
·         Obat-obatan desinfektan ( Savlon, bethadine, dll )

3.      Prosedur Perawatan pertama

Pertama luka bakar harus dicuci dengan menggunakan larutan detergent encer (baby soap), kita bersihkan kulit yang telah rusak. Luka dikeringkan dan dapat dioleskan mecurochrom atau silver sulfa diazine. Dalam penanganan luka diperlukan material protektif untuk menciptakan lingkungan yang optimal untuk penyembuhan luka, melindungi luka dari bakteria, dari gesekan dan menyerap ekudat yang keluar, inilah yang disebut sebagai dressing.
 Terdapat berbagai macam jenis dressing, dimulai dari tradisional (madu) konvensional/passive occlusive dressing (terbuka: krim mebo, krim silversulfadiazine; tertutup: kasa basah, kasa kering, pembebatan)  modern dressing/active occlusive dressing (absorbent cellulosic material, tulle grass dressing dan film dressing).
·         Segera setelah terbakar, dinginkan luka dengan air dingin, yang terbaik dengan temperatur 20oC selama 15 menit
·         Luka bakar tingkat I tidak memerlukan pengobatan khusus, dibersihkan dan diberi analgetika saja.
·         Luka bakar tingkat II dan III, penderita dibersihkan seluruh tubuhnya, rambutnya dikeramasi, kuku-kuku dipotong, lalu lukanya dibilas dengan cairan yang mengandungdesinfektan seperti sabun cetrimid 0,5% (savlon) atau Kalium permanganat. Kulit-kulit yang mati dibuang, bullae dibuka karena kebanyakan cairan di dalamnya akan terinfeksi

Perawatan Definitif
·         Perawatan tertutup
Setelah luka bersih, ditutup dengan selapis kain steril berlubang-lubang (tulle) yang mengandung vaselin dengan atau tanpa antibiotika lalu dibebat tebal untuk mencegah evaporasi dan melindungi kulit dari trauma dan bakteri. Sendi-sendi ditempatkan pada posisi full extension.

·         Perawatan Terbuka
Eksudat yang keluar dari luka beserta debris akan mengering akan menjadi lapisan eschar. Penyembuhan akan berlangsung dibawah eschar. Penderita dirawat di dalam ruangan isolasi. Setiap eschar yang pecah harus diberikan obat-obatan lokal dan dikontrol bila ada penumpukan pus dibawah eschar maka haru dilakukan pempukaan eschar (escharotomi).
·         Perawatan Semi terbuka
Sama seperti perawatan terbuka tetapi diberikan juga obat-obatan lokal. Obat lokal berberntuk krim yang akan melunakkan eschar dan memudahkan perawatan untuk dibersihkan.

Obat-obatan yang di gunakan untuk menangani luka bakar

·         Comforting : dapat dilakukan pemberian pengurang rasa nyeri, berupa
·         Paracetamol dan codein (PO-per oral)- 20-30mg/kg
·          Morphine (IV-intra vena) 0,1mg/kg diberikan dengan dosis titrasi bolus
·         Morphine (I.M-intramuskular) 0,2mg/kg





·         Silver sulfadiazin krim 1% diberikan sehari sekali. Silver sulfadiazin bekerja sebagai bakterisida yang efektif terhadap kuman gram positif.
r-debarMandi
Badan penderita setiap 1-2 hari setelah resusitasi selesai harus dibersihkan dari kotoran yang melekat dengan memandikannya. Luka dibilas dengan cairan yang mengandung desinfektan (savlon 1:30 atau Kalium Permanganat 1:10.000). Escharotomi pada perawatan terbuka umumnya dikerjakan pada minggu kedua dengan cara eksisi memakai pisau, dermatom, elektro


Cara mengatasi gangguan  keseimbangan cairan pada luka bakar
Protokol pemberian cairan mengunakan rumus Brooke yang sudah dimodifikasi yaitu :
-          24 jam I : Ciran Ringer Lactat : 2,5 – 4 cc/kg BB/% LB.
a. ½ bagian diberikan dalam 8 jam pertama (dihitung mulai dari jam kecelakaan).
b.½ bagian lagi diberikan dalam 16 jam berikutnya.
-          24 jam II : Cairan Dex 5 % in Water : 24 x (25 + % LLB) X BSA cc.
-          Albumin sebanyak yang diperlukan, (0,3 – 0,5 cc/kg/%)

Prosedur kerja pada luka bakar
1.      Perawat cuci tangan
2.      Balutan lama dibuka dan dibuang pada tempatnya
3.      Bekas plester dibersihkan dengan kapas bensin
4.      Luka dibersihkan dengan cairan NaCl ka satu arah dengan menggunakan deppers
5.      Deppers kotor dibuang pada tempatnya
6.      Pinset yang sudah dipakai disimpan pada bengkok yang bersisi desinfektan
7.      Kemudian luka diobati dengan mercurohroom, setelah itu luka diberi zalf Dermazim dengan menggunakan tongspatel
8.      Luka ditutup dengan kasa seteril secukupnya
9.      Luka dibalut/diplester dengan rapih
10.  Setelah selesai pasien dirapihkan dan alat-alat dibereskan ketempat semula
11.  Perawat cuci tangan



KASUS :
Pada tanggal 11 November 2011 pukul 11.00 wib  Seorang anak laki-laki yang berumur 11  thn datang ke Rumah Sakit Sarmut Di Jakarta dan di bawa oleh keluarganya ,  datang dengan keluhan terkena percikan api , Pasien terkena percikan api ketika sedang bermain-main dengan teman-teman nya, dan bagian tubuh yang terkena adalah dada,leher dan lengan bagian depan . keluarga mengatakan pasien sempat tidak sadar selama 5 menit. dan ketika terbangun pasien mengatakan nyeri di sekitar luka , haus,  susah bernapas , jantung berdebar dan pasien tampak ada bullae,pucat, kulit tampak berwarna merah,dan tampak berair, melepuh, adanya lesi ,kulit kering,nafas mengi pasien di beri infus,oksigen ,turgor kulit jelek, pasien tampak sesak nafas dan saat di lakukan pemeriksaan vital sign:
TD   :100/10 mmHg
RR: 32 x/i
HR: 95x/i
TEMP: 38,9
Skala nyeri:7


Klasifikasi Data

DATA SUBJEKTIF
DATA OBJEKTIF
-           Pasien mengeluh susah bernafas
-           Pasien mengeluh nyeri pada daerah   sekitar luka
-          Pasien mengeluh jantung berdebar-debar.
-           Pasien mengeluh haus.

-          Pasien tampak meringis                           
-          Terdapat bullae
-          Kulit tampak pucat
-          Lesi
-          Kulit kering
-          Kulit tampak berwarna merah
-          Kulit melepuh
-          Tampak sesak nafas
-          Nafas mengi.
-          Vital sign
TD   :100/90 mmHg
RR: 32 x/i
HR: 95x/i
TEMP: 38,9
Skala nyeri:7





ANALISA DATA
SYNTOM
ETIOLOGI
PROBLEM

-          Pasien mengeluh sesak napas, dan suara  nafas mengi.,Jantung berdebar-debar
Vital sign
TD   :100/90 mmHg   Temp:38.9
RR: 32 x/I                         Skala nyeri:7
HR: 95x/i


Pasien mengeluh nyeri pada daerah   sekitar luka, wajah pasien tampak meringis kesakitan,
TD   :100/90 mmHg   Temp:38.9
RR: 32 x/I                         Skala nyeri:7
HR: 95x/i



-          Pasien mengeluh haus.,turgor jelek, Kulit bersisik atau kering, Kulit melepuh,berair.
       TD      :100/10 mmHg
       HR      : 95x/i
      TEMP  : 38,9

















Trauma pada leher

Cedera jalan napas

Obstruksi pada trachea(saluran pernapasan)




Panas api

Kerusakan ujung-ujung syaraf sensorik

Kapiler-kapiler tidak terisi oleh darah,oksigen

Nyeri

Out put yang berlebihan (bullae,edema,melepuh,berair) dan input yang kurang

Hipermetabolik


 


Defisit cairan

Pola napas tidak efektif










Nyeri






Kekuarangan volume cairan

DIAGNOSA KEPERAWATAN

-          Pola napas tidak efektif B/D  Cedera jalan napas  D/D Pasien mengeluh sesak napas, dan  pasien tampak suara  nafas mengi,jantung berdebar-debar.
Vital sign
TD   :100/90 mmHg   Temp:38.9
RR: 32 x/I                         Skala nyeri:7
HR: 95x/i
-          Nyeri  B/D  Kerusakan ujung-ujung syaraf sensorik D/D Pasien mengeluh nyeri pada daerah   sekitar luka, wajah pasien tampak meringis kesakitan, TD   :100/90 mmHg               Temp:38.9
                 RR: 32 x/I                               Skala nyeri:7
                HR: 95x/i
-          Kekuarangan volume cairan B/D  Out put yang berlebihan D/D Pasien mengeluh haus.,turgor jelek, Kulit bersisik atau kering, Kulit melepuh,berair.
       TD      :100/90 mmHg
       HR      : 95x/i
      TEMP  : 38,9
ASUHAN KEPERAWATAN

DX. KEPERAWATAN
TUJUAN
INTERVENSI
RASIONAL
IMPLEMENTASI
EVALUASI
Pola napas tidak efektif B/D  Cedera jalan napas  D/D Pasien mengeluh sesak napas, dan  pasien tampak suara  nafas mengi,jantung berdebar-debar.
Vital sign
TD   :100/90 mmHg   Temp:38.9
RR: 32 x/I                           Skala nyeri:7
HR: 95x/i
TJPEN
-          Pola nafas kembali efektif




TJPAN
-          Agar pernapsan menjadi normal

-          Kaji pola irama, kedalaman pernafasan

-          Berikan oksigen



-          Beri obat bronkodilator kol. Dengan dr


-          Auskultasi

-          Untuk melihat tingkat pernapasan dan ekspansi paru

-          Mengurangi sesak dan kerja paru




-          Melebarkan jalan napas



-          Perhatian untuk suara nafas


Jam 08.00
Kaji pola irama, kedalaman pernafasan


Berikan oksigen




Jam 09.00
Beri obat bronkodilator kol. Dengan dr

Jam 09.30
Auskultasi Paru(suara mengi atau tidak)






S: Pasien mengatakan sesak napas hilang

O:Pasien tampak fresh palpitasi(-),suara napas (-)
TD   :120/80  mmHg   Temp:37
RR: 16-20 x/Ii                        Skala nyeri:(-) HR: 80/i


A:Masalah teratasi

P:Intevensi di hentikan


Nyeri  B/D  Kerusakan ujung-ujung syaraf sensorik D/D Pasien mengeluh nyeri pada daerah   sekitar luka, wajah pasien tampak meringis kesakitan,
TD   :100/90 mmHg               Temp:38.9  RR: 32 x/I                               Skala nyeri:7   HR: 95x/i

TJPEN

-          Kebutuhan rasa nyaman sedikit terpenuhi





TJPAN
-          Kebutuhan rasa nyaman terpenuhi



-          Berikan anlgesik narkotik  sebelum perawatan luka


-          Kaji TTV dan skala nyeri









-          Berikan posisi nyaman pada pasien untuk menghindari tertekan nya daerah luka




Untuk mengurangi rasa nyeri pada saat pembersihan luka





-          Untuk mengetahui keadaan umum klien, dan adanya nyeri dapat berpengaruh dengan  TD   :100/90 mmHg               Temp:38.9  RR: 32 x/I                               Skala nyeri:7   HR: 95x/i


-          Dengan posisi yang nyaman dapat menghindari luka terkena dengan gangguan di sekitar

Jam 10.00
Memberikan anlgesik narkotik  ciproploxasin sebelum perawatan luka



Jam 10.30
Mengkaji TTV








Jam 11.00
Memberikan posisi nyaman pada pasien untuk menghindari tertekan nya daerah luka (pasien diposisikan terlentang : supinasi )
S: Pasien mengatakan nyeri sedikit berkurang

O:Wajah pasien tampak sedikit  fresh  
TD  : 110/90 mmHg               Temp  : 38  RR:     25 x/I                               Skala nyeri:5 HR: 85x/i

A:masalah
belum teratasi

P:Intervensi di lanjutkan


-          Kekuarangan volume cairan B/D  Out put yang brlebihan D/D Pasien mengeluh haus.,turgor jelek, Kulit bersisik atau kering, Kulit melepuh,berair    TD      :100/90 mmHg
   HR      : 95x/i
TEMP  : 38,9
TJPEN
-          Kebutuhan Cairan Terpenuhi

TJPAN
-          Keseimbangancairan adekuat

-          Berikan infus dan kaji system kardiovaskuler

-          Hitung input dan output



-          Beri antidiuetik sesuai dengan dosis

-          Bersihkan  luka

-          Menggantikan cairan yang sudah hilang



-          Untuk melihat homoestasis cairan





-          Untuk mengurangi cairan keluar




-          Untuk menghindari  terjadinya infeksi
Jam 08.00
Memasang infuse line di tangan sebelah kanan dengan cairan RL 40 tts/mnt

Jam 11.30
Hitung input dan output


Jam12.00
Memberi antidiuetik sesuai dengan dosis

Jam 10.00
Merawat luka dan membersihkan luka dengan memberikan therapy : burnazine  zalf 0,5 mg
S:Pasien mengatakan bulae ,kulit kering,haus, telah hilang

O:Kulit pasien tampak bersih,bullae(-),kulit kering(-),turgor(-) dan     
TD 120/80 mmHg
   HR      : 80x/i
TEMP  : 37

A:Masalah teratasi

P: ntervensi di hentikan.

LANJUTAN INTERVENSI  DIAGNOSA NYERI

DIAGNOSA KEPERAWATAN
TUJUAN
INTERVENSI

RASIONAL
IMPLEMENTASI
EVALUASI
Nyeri  B/D  Kerusakan ujung-ujung syaraf sensorik D/D Pasien mengeluh nyeri pada daerah   sekitar luka, wajah pasien tampak meringis kesakitan,
TD   :100/90 mmHg               Temp:38.9  RR: 32 x/I                               Skala nyeri:7   HR: 95x/i

TJPEN


Tetap mempertahankan rasa nyaman




TJPAN
Agar rasa nyaman dapat hilang
K aji kembali dengan intensitas keadaan nyeri pasien



Berikan perawatan luka yang baik dan benar
aji deng intensif keadaan nyeri kliepn

Untuk menghilangkan rasa nyeri pasien








Agar luka pasien cepat sembuh dan tidak terjadi komplikasi
Jam 08.00
Mengkaji kembali dengan intensitas keadaan nyeri pasien



Memberikan perawatan luka yang baik dan benar

S: Pasien mengatakan nyeri hilang

O:Wajah pasien tampak  fresh 
TD  : 120/90 mmHg               Temp  : 37  RR:     20x/I                               Skala nyeri:5 HR: 80x/i

A:masalah
Teratasi

P; Intervensi di hentikan


Catatan Perkembangan
NO
Dx
IMPLEMENTASI
EVALUASI
1.       
















2.       












3.       
Pola napas tidak efektif B/D  Cedera jalan napas  D/D Pasien mengeluh sesak napas, dan  pasien tampak suara  nafas mengi,jantung berdebar-debar.
Vital sign
TD   :100/90 mmHg   Temp:38.9
RR: 32 x/I                  Skala nyeri:7
            HR: 95x/i







Nyeri  B/D  Kerusakan ujung-ujung syaraf sensorik D/D Pasien mengeluh nyeri pada daerah   sekitar luka, wajah pasien tampak meringis kesakitan,
TD   :100/90 mmHg   Temp:38.9 
 RR: 32 x/I                   Skala nyeri:7   HR




Kekuarangan volume cairan B/D  Out put yang brlebihan D/D Pasien mengeluh haus.,turgor jelek, Kulit bersisik atau kering, Kulit melepuh,berair  
 TD      :100/90 mmHg
  HR      : 95x/i
             TEMP  : 38,9
Jam 08.00
-          Kaji pola irama, kedalaman pernafasan

-          Berikan oksigen

Jam 09.00

-          Beri obat bronkodilator kol. Dengan dr

Jam 09.30

-          Auskultasi

Paru(suara mengi atau tidak)

Jam 10.00
-          Memberikan anlgesik narkotik  sebelum perawatan luka

Jam 10.30
-          Mengkaji TTV

Jam 11.00

-          Memberikan posisi nyaman pada pasien untuk menghindaritertekan nya daerah luka

Jam 08.00
-          Memberikan infus dan kaji system kardiovaskuler

Jam 11.30
-          Hitung input dan output

Jam12.00


-          Memberi antidiuetik sesuai dengan dosis

Jam 13.00

Membersihakan luka
S: Pasien mengatakan sesak napas hilang
O:Wajah pasien tampak  fresh 
TD  : 120/90 mmHg               Temp  : 37  RR:     20x/I                               Skala nyeri:5 HR: 80x/i

A:masalah
Teratasi

P; Intervensi di hentikan



S: Pasien mengatakan nyeri hilang

O:Wajah pasien tampak  fresh 
TD  : 120/90 mmHg               Temp  : 37  RR:     20x/I                               Skala nyeri:5 HR: 80x/i

A:masalah
Teratasi

P; Intervensi di hentikan


S: Pasien mengatakan nyeri hilang

O:Wajah pasien tampak  fresh 
TD  : 120/90 mmHg               Temp  : 37  RR:     20x/I                               Skala nyeri:5 HR: 80x/i

A:masalah
Teratasi

P; Intervensi di hentikan

KESIMPULAN

Pada  kasus luka bakar ini merupaka hal yang harus di antisipasi , seperti pada luka bakar derajat dua ini membutuhkan waktu dalam melakukan perawatan yang intensif dan pemberian terapi yang teratur, agar tidak terjai komplikasi .

Jadi, dengan ini kita harus menghindari hal –hal yang berbahaya. Dan luka bakar ini membutuhkan oksigen, cairan infuse dan yang laen nya.

SARAN
            Dalam kasus ini ini  harapakan agar kita dapat menghindari hal yang berhabahaya terutama yang bersifat panas,  dan jika terkena luka bakar segera di tangani dan jangan member pasta gigi, es ataupun yang lain karena hal ters

Tidak ada komentar:

Posting Komentar